Home » » Sayyid Muhsin Al-Masawi

Sayyid Muhsin Al-Masawi


1. Riwayat Hidup
Nama lengkap Sayyid Muhsin Al-Masawi ADALAH Sayyid Muhsin bin 'Ali bin' Abd al-Rahman al-Masawi. Ia merupakan tokoh Melayu Asal Palembang Yang memiliki Sumbangan Penting Terhadap pengembangan pendidikan Islam Bagi Masyarakat Melayu di Mekkah, Arab Saudi. Ia lahir Pada Tahun 1905 di Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia.

Sayyid Muhsin Mendapatkan pendidikan secara intensif Masjid Ayahnya Sendiri rasaya memasuki Keria Sekolah formal. Setelah ITU, IA mulai memasuki sekolah formal Madrasah Nurul Islam di Jambi. Di sekolah Jogja, IA Mendapatkan Dasar-dasar Agama Yang Sangat Kuat. Ia-kemudian melanjutkan studi di Madrasah Sa'adah al-Darain di kota Yang Sama. Ketika Ayahnya meninggal Pada Tahun 1919, IA-kemudian Pulang ke kampung halamannya di Palembang, dan meneruskan studinya di Sebuah sekolah negeri, Madrasah Hukumiyah. Ia JUGA belajar Carian kepada Seorang ulama kharismatik di kampung halamannya Yang bernama Haji 'Idrus. Ia JUGA mengajarkan ilmu-ilmu Agama Carian kepada Masyarakat sekitar.
Pada Tahun 1921, Sayyid Muhsin-kemudian Pergi ke Mekkah, Arab Saudi. Di kota Jogja, IA melanjutkan studinya di Madrasah ash-Shaulatiyah, Yang dimulakan pada Tahun 1923. Selain belajar di Masjid al-Haram, Masyarakat Melayu JUGA belajar di madrasah Jogja.

Ide pendirian madrasah Jogja datang Masjid para Pemuda Melayu Yang Sadar Akan Pentingnya memajukan pendidikan Islam, dakwah, dan Kemajuan bangsa rumpun Melayu di Mekkah. Pengusung Ide Yang Paling Utama ADALAH Sayyid Muhsin Sendiri. Ia pun belajar di Institusi Yang Mana dirinya Terlibat Dalam diproses dengan pendiriannya. Di madrasah Jogja, IA belajar Carian kepada ulama-ulama berpengaruh, di Antaranya ADALAH Syeikh Hasan bin Muhammad al-Masyath, Syeikh Daud Dihan, Syeikh Abdullah bin al-Hasan al-Kuhaji, Syeikh Hasbullah as-Sanqithi, dan Syeikh Tengku Mahmud Zuhdi bin Abdur Rahman al-Fathani. Kepada ulama-ulama tersebut, IA belajar ilmu tafsir, ilmu kalam, ilmu falak, dan ilmu faraidh.
Pada Tahun 1929, Sayyid Muhsin-kemudian Pergi ke Hadhramaut, tepatnya di Tarim, Yaman Selatan, Untuk memperluas carawalanya Mengenai Islam dan JUGA Untuk mengunjungi Golongan 'Alawiyin (Keturunan Rasulullah SAW) di sana. Belajar di Hadhramaut sudah Menjadi Tradisi ulama-ulama Melayu Sejak dulu. Di sana IA JUGA Sering halaqah sejumlah MENGIKUTI (Pengajian). Di Antara ulama-ulama Yang mengajarkan ilmu-ilmu Agama kepadanya ADALAH Syeikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri, Syeikh Yusuf Taj al-Mankatsi, Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani, Dan Sebagainya. Ia Hanya menetap Selama Tiga bulan di Hadhramaut. Ia-kemudian kembali ke Mekkah.

Setibanya di Mekkah, Sayyid Muhsin words disibukkan Dengan kegiatan Mengajar di rumahnya Sendiri. Ia Mengajar berbagai macam disiplin keilmuan. Murid-muridnya berasal Masjid Latar Belakang Yang berbeda-Beda, tidak hanya bersal Masjid bangsa rumpun Melayu saja. Meski words disibukkan Dengan Aktivitas Mengajar, IA JUGA Masih menyempatkan dirinya Untuk memperdalam ilmunya di Masjid al-Haram. Ia belajar ilmu sanad Carian kepada Syeikh Umar Ba Juneid, Syeikh Sa'id bin Muhammad al-Yamani al-Khalidi. Ia JUGA belajar ilmu Silsilah Carian kepada Syeikh Muhammad Ali bin Husein al-Maliki, Syeikh Umar Hamdan, dan Syeikh Abdullah bin Muhammad Ghazi. Ia JUGA belajar Carian kepada ulama-ulama di Masjid al-Madinah al-Munawwarah, seperti Syeikh Abdul Qadir bin asy Taufiq-Syibli, Syeikh Muhammad al-Baqi 'al-Laknawi, Saiyid Zaki bin Ahmad al-Barzanji, Syarif Abdul Hayy bin Abdul Kabir al -Kinani al-Fasi, dan Syeikh Muhammad Ali Awadal-Maghribi as-Salwi.

Pada Tahun 1933 (sumber Other Tahun menyebut 1934), Bersama Syeikh Haji Zubeir bin Ahmad al-Filfulani, Sayyid Muhsin Pernah hendak membina Madrasah Dar al-Ulum ad-Diniyah di Syu'ib Ali, Mekah. Wadah merupakan Madrasah Jogja pendidikan bagi para pendatang Asal Indonesia di Mekkah. Banyak lulusan madrasah Jogja Yang di-kemudian Mengajar madrasah-madrasah di Indonesia, Baik negeri maupun Swasta. Sayyid Muhsin Bertindak selaku Mudir (Pimpinan) di madrasah Jogja. Ia meninggal Pada Tahun 1935. Syeikh Haji Zubeir bin Ahmad al-Filfulani Yang awalnya menjabat Sebagai wakil Mudir-kemudian menempati posisi Yang ditinggalkan Sayyid Muhsin.

Sayyid Muhsin ADALAH ulama Melayu Asal Palembang Yang berpengaruh Amat. Hal Jogja dibuktikan Dengan Mass words murid-muridnya Yang-kemudian berhasil mengembangkan dakwah dan pendidikan Islam di daerahnya Masing-masing. Salah Seorang muridnya Yang Amat ADALAH terkenal Syeikh Muhammad Yasin bin Isa bin Udiq al-Fadani al-Indunisiyi asy-Syafi'ie (1916-1989), Yang merupakan ulama di Padang, Sumatera Barat, Indonesia. Ia merupakan Mudir Madrasah Dar al-Ulum ad-Diniyah Yang keempat (1946-1990) Setelah Syeikh Ahmad al-Manshuri (1940-1946).

2. Pemikiran
(Dalam Proses Pengumpulan data)

3. Karya
Meski Umur Sayyid Muhsin are Mass Panjang, namun dirinya Telah Mengarang words karya Yang bernilai Penting. Semua karyanya berbahasa Arab. Karya-karyanya Pernah dijadikan tembakau Utama Ketika IA Mengajar di Madrasah Dar al-Ulum al-Diniyah. Di Antara karya-karyanya ADALAH sebagai berikut:
Al-Nafhah al-Hasaniyyah Syarh al-Tuhfah al-Saniyyah fi al-Faraid
Ila Madkhal 'Ilm al-Ushul
Nahj al-Taysir Syarh Manzhumah al-Zamzami fi Usul al-Tafsir
Jam 'al-Thamr ta'liq' ala al-Manzhumah Manazil al-Qamar
Al-Jadad Syarh Manzhumah al-Zubad (berupa manuskrip Yang belum sempat diselesaikannya)
Al-Nushush al-Jawhariyyah fi al-Ta'arif al-Mantiqiyyah
Adillah Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah fi Daf 'Syubuhat al-Firaq al-Dallah al-Muttadi'ah
Al-Rihlah al-'Ilyah ila al-Diyyar al-Hadramiyyah

Karya-karya tersebut di Atas merupakan Bahagian dari keseluruhan karya Yang dihasilkan Oleh Sayyid Husein. Ternyata Masih terdapat karya-karya Other Yang belum Mass saya kenali Oleh Masyarakat Melayu. Salah Satu sebabnya ADALAH karena ketidakjelasan di Mana atur karya-karyanya Yang Other. Sebagai Contoh, Syeikh Muhammad Yasin bin Isa al-Fadani Pernah Mengarang kitab berjudul Janiy ats-Tsamar Syarh Manzhumah Manazil al-Qamar, Yang merupakan Syarah Terhadap karya al-Allamah Khalifah bin Ahmad an-Nabhani al-Falaki tentang ilmu falak. Rasaya Syeikh Muhammad Yasin bin Isa al-Fadani lelaki-Syarah kitab tersebut, Sayyid Muhsin Sebenarnya Pernah Pendapat melakukan taqrirat (pujian Memberikan dan Kapsyen Untuk mengukuhkan Suatu kemalangan perkara) terhadap kitab karya al-Allamah Khalifah bin Ahmad an-Nabhani al-Falaki tersebut. Hanya saja, karya Sayyid Muhsin tentang hal Jogja Masih belum Jelas. Hal Jogja merupakan solat Contoh bahwa ternyata Masih Banyak karya-karya Other Yang belum saya kenali Oleh Masyarakat.


4. Penghargaan
(Dalam Proses Pengumpulan data)
(HS / tkh / 21 / 9-07)

0 comments:

Post a Comment